Tahap ke-2 Mencari Referensi-Referensi Yang Relevan

Nama                     : Nuzulla Ramadhanaya 

NPM                      : 202246500797

Kelas                      : R3K

Mata Kuliah           : Filsafat Seni

Dosen Pengampu : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.



Objek, Teori/Pendekatan, Analisis, dan Kesimpulan


1. Analisisi Teori Plato tentang "Pengingatan-Kembali" adalah teori yang berpendapat bahwa pengetahuan adalah fungsi mengingatkan kembali tentang informasi-informasi yang telah lebih dulu diperoleh. Teori ini diciptakan oleh Plato (abad ke-5 SM). Ia mendasarkannya pada filsafat tertentunya tentang "alam ide" dan keaslian jiwa. Plato yakin bahwa jiwa manusia ada dalam bentuk berdiri sendiri, terlepas dari badan, sebelum badan itu ada. Karena wujud jiwa itu bebas sebebas-bebasnya dari materi, ia berhubungan dengan alam ide, realitas-realitas yang bebas dari materi dan dapat mengetahuinya. Ketika ia (jiwa atau alam ide-ide) harus turun dari alam imaterialnya untuk disatukan dengan badan dan dikaitkan dengannya di alam materi, hilanglah semua yang diketahuinya dari alam ide dan realitas-realitas yang tetap, serta lupa sama sekali akan realitas-realitas tadi. Tetapi, ia kemudian mulai memulihkan pengetahuan-pengetahuannya melalui penginderaan gagasan-gagasan (ide-ide) tertentu dan hal-hal partikular. Sebab, semua konsep dan hal-hal partikular itu adalah bayangan dan pantulan dari alam-ide dan realitas-realitas azali (abadi) di dunia yang di dalamnya jiwa itu pernah hidup.

Berdasarkan itu, pengetahuan kita mengenai manusia universal, yaitu ide tentang ide manusia secara universal tak lain adalah pengingatan-kembali realitas abstrak yang telah kita lupakan. Kita hanya dapat mengingatnya kembali dengan menginderai manusia tertentu atau individu tertentu yang mencerminkan realitas abstrak itu di alam materi. konsepsi-konsepsi umum itu mendahului penginderaan. Penginderaan tidak akan terlaksana kecuali dengan proses melacak dan mengingat-kembali konsepsi tadi. Pengetahuan-pengetahuan rasional tidak berkaitan dengan hal-hal partikular dalam indera. Tetapu, ia hanya berkaitan dengan realitas-realitas universal abstrak tersebut.

Teori ini berdasarkan atas dua proposisi berikut: Pertama, bahwa jiwa sudah ada sebelum adanya badan di alam yang lebih tinggi daripada alam materi. Kedua, bahwa pengetahuan rasional tidak lain adalah pengetahuan tentang realitas-realitas yang tetap di alam yang lebih tinggi, yang oleh Plato disebutkan dengang archetypes. Kedua proposisi itu salah, seperti diterangkan oleh para kritikus filsafat Plato. Jiwa, dalam arti filosofis-rasional, bukanlah sesuatu yang maujud secara terpisah dalam bentuk abstrak sebelum adanya badan ia adalah hasil gerak substansial di dalam materi. Mula-mula jiwa mulai dengan gerak ini sebagai materi dengan sifat-sifat materi dan tunduk kepada hukum-hukum materi. Dengan sarana gerak dan proses penyempurnaan ini, ia menjadi wujud immaterial, tidak lagi bersifat material, dan tidak tunduk kepada hukum-hukum materi, meskipun tunduk kepada hukum-hukum umum wujud. Konsep filsafat jiwa inilah satu-satu konsep yang dapat menjelaskan persoalan dan dapat menafsirkan secara rasional hubungan antara jiwa dan materi, antara jiwa dan badan. Sedangkan konsep Platonik yang mengasumsikan jiwa sebagai sudah ada sebelum badan adalah konsep yang paling lemah dalam menafsirkan hubungan antara jiwa dan badan tersebut. Juga, ia tidak dapat menjelaskan kondisi-kondisi yang membuat jiwa itu turun dari peringkatnya sendiri ke peringkat materi.

Sumber gambar ilustrasi: https://artikelbandem.blogspot.co.id/


2. Analisis Teori Karya Monalisa, Monalisa dianggap sebagai contoh sempurna dari seni Renaisans karena teknik lukisan yang digunakan oleh da Vinci sangat canggih dan inovatif. Namun, para ahli seni juga menemukan beberapa kekurangan dalam karya ini. Misalnya, Monalisa terlihat terlalu pucat dan tidak cukup hidup. Selain itu, beberapa ahli seni juga merasa bahwa lukisan ini tidak sebaik karya-karya lain yang dibuat oleh da Vinci. Namun, meskipun ada kekurangan, Monalisa tetap menjadi karya seni yang luar biasa. Teknik sfumato yang digunakan oleh da Vinci berhasil menciptakan efek yang sangat halus dan realistis pada wajah Mona Lisa. Selain itu, simbolisme yang terkandung dalam karya ini juga sangat menarik dan menjadi objek perdebatan yang menarik.

Karya lukisan Monalisa adalah salah satu karya seni terbaik sepanjang masa dan telah menarik perhatian banyak orang selama berabad-abad. Meskipun karya ini tidak sempurna dan memiliki kekurangan, tetapi teknik lukisan yang digunakan oleh da Vinci sangat canggih dan inovatif. Simbolisme yang terkandung dalam karya ini juga sangat menarik dan menjadi objek perdebatan yang menarik. Monalisa telah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seni dan budaya populer. Dengan demikian, Monalisa tetap menjadi karya seni yang luar biasa dan menjadi contoh sempurna dari seni Renaisans. Karya ini juga telah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seni sejak pembuatannya. Banyak seniman lain yang terinspirasi oleh karya ini dan mencoba untuk menirunya, dan juga menciptakan variasi dari karya asli. Monalisa juga menjadi sumber inspirasi bagi seniman di berbagai genre, seperti film, musik, dan sastra. Karya seni ini menjadi sebuah ikon budaya yang melampaui batas-batas seni itu sendiri.



3. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis karya teori mimesis dan teori significant form

Laporan hasil analisis karya

Proses Penulisan Artikel Ilmiah